13 Warga Kendari Meninggal Dunia akibat DBD di 2024

  • Bagikan
Ellfi.

KENDARI, BKK – Sebanyak 13 warga Kota Kendari meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di 2024.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari mengimbau warga Kota Kendari agar tetap waspada dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Kendari Ellfi mengatakan, bahwa kasus DBD di Kota Kendari sempat melonjak tajam di 2024, dengan total 1.689 kasus dengan 13 korban meninggal dunia akibat keterlambatan penanganan.

Jadi memang, kata Ellfi, kenaikan kasus DBD di 2024 sangat signifikan, jika dibandingkan di 2023 yang hanya mencatat 253 kasus dengan 5 korban meninggal dunia.

“Curah hujan yang tinggi sepanjang 2024 menyebabkan banyak genangan air, terutama di awal tahun ketika beberapa wilayah sempat terendam banjir. Hal ini menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak,” kata Ellfi, Selasa (4/2).

Saat ini memasuki awal tahun 2025, Kota Kendari kembali dilanda hujan, bahkan ritme hujan yang hampir kontinyu bisa menyebabkan terjadinya genangan air dan mengakibatkan jentik nyamuk berkembang biak dengan baik.

Olehnya, dia mengimbau agar masyarakat waspada terhadap penyakit demam berdarah ini. Terlebih lagi saat ini cuaca sedang tidak menentu.

“Kami terus mengimbau agar masyarakat terus berhati-hati dan waspada terhadap demam berdarah, apabila pascabanjir karena banyak jentik nyamuk yang berkembang biak,” paparnya.

Dikatakan, di 2024 lalu dari 11 kecamatan di Kota Kendari, terdapat 3 wilayah dengan kasus DBD tertinggi. Adalah Kecamatan Baruga, Poasia, dan Kecamatan Wuawua.

Menurutnya, kondisi ini diperparah karena kurangnya kesadaran masyarakat akan menjaga kebersihan lingkungan.

“Kami melihat masyarakat masih kurang memperhatikan kebersihan, padahal praktik 3M (menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas), merupakan langkah utama untuk mencegah DBD,” ujarnya.

Ellfi mengajak masyarakat Kota Kendari untuk lebih aktif menjaga kebersihan lingkungan, dan membudayakan PHBS.

“Dengan meningkatkan kesadaran lingkungan, baik di rumah maupun di sekitar tempat tinggal, kita dapat memutus rantai perkembangan nyamuk pembawa DBD,” tutupnya. (m2/c/nir)

  • Bagikan