Awal Tahun 2024, Sultra Kembali Catatkan Inflasi Sebesar 2,46%

  • Bagikan

BPS Sultra saat melaporkan rilisnya.

KENDARI, BKK – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat bahwa Januari 2024 ini, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali catatkan inflasi sebesar 2,46%, dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 105,42.


Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti mengungkapkan, inflasi tertinggi terjadi di Kota Baubau sebesar 3,88% dengan IHK sebesar 106,33, dan terendah terjadi di Kota Kendari sebesar 1,92% dengan IHK sebesar 104,73.


“Perkembangan harga berbagai komoditas pada Januari 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Sultra di 4 kabupaten/kota, pada Januari 2024 terjadi inflasi sebesar 2,46%, atau terjadi kenaikan IHK dari 102,89 pada Januari 2023 menjadi 105,42 pada Januari 2024,” ungkapnya, Kamis (1/2).


Dijelaskan, inflasi year on year terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Yaitu, sebut dia, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,11%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,39%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,92%.


Lanjutnya, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,99%, kelompok kesehatan sebesar 0,40%, kelompok transportasi sebesar 2,13%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,25%, kelompok pendidikan sebesar 3,27%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,76%, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,53%.


“Sementara, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,59%,” ucapnya.


Agnes menyebutkan, komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi pada Januari 2024, yaitu beras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), cabai rawit, mobil, angkutan udara, tomat, bahan bakar rumah tangga, ikan selar/ikan tude, ikan mujair, akademi/perguruan tinggi, emas perhiasan, bawang putih, Sigaret Putih Mesin (SPM).


Lanjut Agnes menyebutkan, sawi hijau, mie kering instant, gula pasir, lemari pakaian, sekolah menengah atas, terong, cabai merah, taman kanak-kanak, kontrak rumah, Sigaret Kretek Tangan (SKT), bawang merah, pemeliharaan/service, serta susu bubuk.


Sedangkan, komoditas yang memberikan andil atau sumbangan deflasi year on year, yaitu ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, ikan bandeng/ikan bolu, ikan layang/ikan benggol serta ikan teri.


“Sementara komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada Januari 2024, yaitu angkutan udara, cabai rawit, daun kelor, bahan bakar rumah tangga, cabai merah, pisang, ikan layang/ikan benggol, ikan bandeng/ikan bolu, pepaya, dan semangka,” pungkasnya. (r5/nir)

  • Bagikan